Loh koq judulnya begitu?? Ini mungkin salah satu pertanyaan dari lubuk hati saya tentang perjalanan futsal di Indonesia. Sekedar unek-unek aja, atau mungkin pada rekan-rekan sekalian yang dapat membantu menjawab jeritan hati saya ini???
Mungkin anda sering mendengar perihal mengenai pesepakbola tersohor "yang sukses karena futsal", sebut saja robinho, alexandre pato, ronaldinho, lionel messi, ataupun zinedine zidane. Kenapa kita ga bisa kaya mereka? atau minimal memiliki kualitas permainan dengan futsal negara mereka?? Adakah yang terlewati?? Atau adakah yang salah??
Mungkin kita tak usah muluk-muluk untuk mengikuti mereka, karena masing-masing telah diberi anugrah baik kelebihan dan kelemahan yang ada di tubuh kita. Dan kita percaya bahwa semua itu merupakan buah dari proses.
Kita sering melihat prestasi olahraga Indonesia tingkat junior yang menggembirakan dan dapat mengimbangi negara-negara lain yang punya dasar dan pembinaan olahraga yang kuat serta tak luput dari perhatian organisasi yang bernaung di atasnya.
Ketika junior berprestasi, tapi beranjak dewasa malah berantakan..??? Siapa yang salah? Tapi kita tak bisa mengatakan siapa yang salah atau yang benar. Karena kita bukan mencari pemenang, tapi mencari solusi atas keterpurukan tersebut.
Salah satu contoh yang mungkin patut dilihat, yakni rahasia suksesnya timnas Italia ketika memenangi Piala Dunia, rupanya adalah tak lepas dari jasa Koki masak yang mereka masukan dalam rombongan tim. Hal ini dapat dilihat bagaimana mereka memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan cara menggapai prestasi walaupun itu bagian yang kecil, hanya faktor makanan. Setelah ditelusuri rupanya Koki ini bukan sembarang koki, akan tetapi sang koki memperhatikan nutrisi yang terdapat pada makanan untuk punggawa tim tersebut. Sehingga para pemain dapat tetap stabil dalam perhelatan Piala Dunia yang sangat padat tersebut.
Ingat, kita punya kelebihan masing-masing. Cobalah kita kritisi hal-hal tersebut. Dengan anatomi tubuh yang berbeda dengan negara-negara eropa dan amerika, bukankah kita dapat tetap berprestasi dengan keunggulan yang kita miliki. Mungkin inilah persepsi saya ketika seorang Justinus Lhaksana meracik pola permainan tim futsal Indonesia kali ini yang sesuai dengan keunggulan yang pemain-pemain Indonesia miliki, yakni fighting spirit dan keunggulan pemain-pemain Indonesia dalam melakukan sprint-sprint pendek (Seperti halnya ivan kolev pada piala asia yang lalu). Walaupun mungkin masih belum dapat dimengerti sebagian orang. Karena Standard yang diterapkan nampak berbeda dengan kebanyakan pandangan orang. Tapi tak ada salahnya jika kita mencoba bukan?
Dalam hal ini, saya hanya coba menyimpulkan bahwa kita harus memberikan perhatian terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan futsal Indonesia walaupun itu kecil, serta tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan untuk suatu proses yang dilakoni. Sehingga tidak ada lagi rantai proses pembinaan futsal yang terputus. Karena ini dari, oleh dan untuk kita. Bersikap kritis untuk kebaikan bersama? Kenapa tidak? Siapa yang akan bangga bila Timnas Futsal Indonesia berlaga di Piala Dunia Futsal??
Mungkin anda sering mendengar perihal mengenai pesepakbola tersohor "yang sukses karena futsal", sebut saja robinho, alexandre pato, ronaldinho, lionel messi, ataupun zinedine zidane. Kenapa kita ga bisa kaya mereka? atau minimal memiliki kualitas permainan dengan futsal negara mereka?? Adakah yang terlewati?? Atau adakah yang salah??
Mungkin kita tak usah muluk-muluk untuk mengikuti mereka, karena masing-masing telah diberi anugrah baik kelebihan dan kelemahan yang ada di tubuh kita. Dan kita percaya bahwa semua itu merupakan buah dari proses.
Kita sering melihat prestasi olahraga Indonesia tingkat junior yang menggembirakan dan dapat mengimbangi negara-negara lain yang punya dasar dan pembinaan olahraga yang kuat serta tak luput dari perhatian organisasi yang bernaung di atasnya.
Ketika junior berprestasi, tapi beranjak dewasa malah berantakan..??? Siapa yang salah? Tapi kita tak bisa mengatakan siapa yang salah atau yang benar. Karena kita bukan mencari pemenang, tapi mencari solusi atas keterpurukan tersebut.
Salah satu contoh yang mungkin patut dilihat, yakni rahasia suksesnya timnas Italia ketika memenangi Piala Dunia, rupanya adalah tak lepas dari jasa Koki masak yang mereka masukan dalam rombongan tim. Hal ini dapat dilihat bagaimana mereka memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan cara menggapai prestasi walaupun itu bagian yang kecil, hanya faktor makanan. Setelah ditelusuri rupanya Koki ini bukan sembarang koki, akan tetapi sang koki memperhatikan nutrisi yang terdapat pada makanan untuk punggawa tim tersebut. Sehingga para pemain dapat tetap stabil dalam perhelatan Piala Dunia yang sangat padat tersebut.
Ingat, kita punya kelebihan masing-masing. Cobalah kita kritisi hal-hal tersebut. Dengan anatomi tubuh yang berbeda dengan negara-negara eropa dan amerika, bukankah kita dapat tetap berprestasi dengan keunggulan yang kita miliki. Mungkin inilah persepsi saya ketika seorang Justinus Lhaksana meracik pola permainan tim futsal Indonesia kali ini yang sesuai dengan keunggulan yang pemain-pemain Indonesia miliki, yakni fighting spirit dan keunggulan pemain-pemain Indonesia dalam melakukan sprint-sprint pendek (Seperti halnya ivan kolev pada piala asia yang lalu). Walaupun mungkin masih belum dapat dimengerti sebagian orang. Karena Standard yang diterapkan nampak berbeda dengan kebanyakan pandangan orang. Tapi tak ada salahnya jika kita mencoba bukan?
Dalam hal ini, saya hanya coba menyimpulkan bahwa kita harus memberikan perhatian terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan futsal Indonesia walaupun itu kecil, serta tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan untuk suatu proses yang dilakoni. Sehingga tidak ada lagi rantai proses pembinaan futsal yang terputus. Karena ini dari, oleh dan untuk kita. Bersikap kritis untuk kebaikan bersama? Kenapa tidak? Siapa yang akan bangga bila Timnas Futsal Indonesia berlaga di Piala Dunia Futsal??
No comments:
Post a Comment